Selasa, 14 Februari 2012

You eyes, Kwangmin

Gadis itu duduk dipesisir pantai sambil menatap lautan yang masih begitu tenang, rambutnya yang panjang bergoyang begitu saja terbawa angin. Matanya yang indah sedari tadi tidak berkedip, dia masih terus melihat air laut, seolah – olah ada sesuatu disana.
***
Park Jiyeon, namanya Park Jiyeon. Gadis itu berjalan menelusuri taman dengan perabaannya. Matanya indah, tapi tidak berfungsi. Dia buta. Gadis itu mengalami kecelakaan saat umurnya 7 tahun, saat itu dia benar – benar sedih, sangat amat sedih, dia harus kehilangan penglihatannya. Tapi, seseorang datang dan membawa semangat untuknya. Jo Kwangmin, dialah laki – laki yang memberi kehidupan baru untuk Jiyeon.

“Jiyeon-ah,” panggil Kwangmin seolah misterius.
“kau Kwangmin! Kau tak bisa bohongi aku,” ledek Jiyeon dan memerikan mehrong-nya yang manis.
“aish,” tampaknya Kwangmin sudah mulai frustasi.
“ayo aku papah kau sampai duduk dikursi taman,” tawar Kwangmin lalu memegang tangan Jiyeon dan memapahnya hingga duduk dikursi taman.
“gomawo, Jo Kwangmin.” Ucap Jiyeon tulus.
“aku akan mencarikan pendonor mata untukmu, Jiyeon-ah,” ucap Kwangmin serius.
“aku terlalu banyak merepotkanmu,” lirih Jiyeon.
“aniyo, aku sangat tulus, ini bukan karna aku kasihan, tapi karna aku menyayangimu,” ucap Kwangmin tulus.
“bolehkah aku meraba mukamu, Kwangmin-ah?” Tanya Jiyeon.
“tentu,” ucap Kwangmin lau mengambil tangan Jiyeon hingga menyentuh wajahnya.
Youngmin yang berdiri tak jauh dari sana menatap kembarannya dan gadis itu dengan ekspresi yang datar. Lalu Youngmin pun pergi begitu saja,
***


“darimana kau?” Tanya Youngmin yang sedang berduduk santai diruang TV.
Kwangmin tidak menjawab pertanyaan kembarannya itu, “pasti habis kencan dengan gadis itu,” ucap Youngmin dengan sedikit sinis.
“ apa maumu?” Tanya Kwangmin geram.
“santailah, masa kita bertengkar hanya karna gadis itu, hah”  ucap Youngmin.
“sudahlah, jangan pernah ikut campur urusanku! Meskipun kau adalah kembaranku, tapi itu tidak berarti kau berhak ikut campur urusanku!” seru Kwangmin marah lalu berlalu menuju kamarnya. Youngmin hanya menatap pintu kamar Kwangmin dengan geram.
Youngmin pun bergumam, “kalau saja gadis itu tau, bahwa dia buta karna kau, habislah kau!”
***
Jiyeon mencium aroma bunga yang ada dihalaman rumahnya dengan senyum yang mengembang dipipinya, dia tampak bahagia.
“Jiyeon-ah!” panggil Kwangmin lalu berlari menuju Jiyeon.
Jiyeon tampak kaget dan mencari – cari keberadaan Kwangmin. “aku disini,” ucap Kwangmin lalu memegang tangan Jiyeon.
“aku ingin mengajakmu kesuatu tempat,” ucap Kwangmin.
“kemana?” Tanya Jiyeon penasaraan.
“ikutlah aku,” ajak Kwangmin sambil memegangi tangan Jiyeon.
Keduanya sampai disuatu tempat yang sudah tak asing bagi semua orang, yaitu pantai. Sore itu pantai tampak sepi, ini adalah saat yang tempat bagi mereka berdua untuk berbincang. Lalu Kwangmin dan Jiyeon duduk dipesisir pantai, sambil melihat ombak – ombak kecil itu.
“apakah ini laut?” tebak Jiyeon.
“bingo!” kata kwangmin lalu mencubit hidung mungil Jiyeon.
“meskipun aku buta, aku tau kan,” ucap Jiyeon bangga.
“ada sesuatu yang ingin kukatakan,” ucap Kwangmin serius.
“mwoya?” Tanya Jiyeon.
“aku sangat menyayangimu,” ucap Kwangmin.
“ne, aku tau itu, lalu?”
“sangat berat bagiku untuk mengucapkan ini,” kata Kwangmin dengan sedikit bergemetar.
“kecelakaan yang terjadi padamu saat itu,” ujar Kwangmin menggantung.
“ne, wae?” Tanya Jiyeon semakin penasaran.
“akulah penyebab kecelakaan itu terjadi, Jiyeon-ah.” Ujar Kwangmin lalu butiran bening yang sudah ada diujung matanya jatuh bagitu saja.
“m..mwo..” ucap Jiyeon masih tak percaya.
“saat itu aku, sepupuku dan kakak-ku sedang bermain bola, tapi aku menendang bola sampai ketengah jalan, saat itu jalanan sepi jadi tanpa berpikir panjang aku langsung mengambil bola itu. Tiba – tiba sebuah mobil hitam datang, karna aku berdiri ditengah jalan, mobil itu malah belok dan menerobos jurang.” Ucap Kwangmin menjelaskan.
Jiyeon hanya terpaku dengan air mata yang sudah berjatuhan begitu saja, Kwangmin memegang tangan Jiyeon tapi Jiyeon melepaskannya.
“jangan pernah temui aku lagi,” kata Jiyeon sambil terisak lalu berdiri dari tempat duduknya.
“Jiyeon kau mau kemana? Bair aku antar,” ucap Kwangmin.
“tidak..aniyo..tidak usah! Pergi saja, aku tak mau kau antarm pergi!!” pekik Jiyeon.
Youngmin datang lalu langsung memapah Jiyeon, “biar aku yang mengatarmu,”
“siapa kau?” Tanya Jiyeon masih dengan isak tangisnya.
“sudahlah, aku antar kau sekarang,” ucap Youngmin.
Kwangmin hanya berdiri terpaku sambil menatap kepergian Jiyeon dan Youngmin, Kwangmin berteriak sekeras mungkin, melepaskan kesedihannya.
“JIYEON-AH MIAN!!!” pekik Kwangmin.
***
“Jiyeon-ah, sudahlah jangan menangis terus,” ucap Minwoo, sepupunya.
“gara-gara namja itu, aku kehilangan orangtuaku, aku kehilangan mataku!” seru Jiyeon sambil terisak.
“tapi masih ada aku sepupumu, No Minwoo. Juga Donghyun Appa, Boram eomma, sudahlah.” Ucap Minwoo menenangkan.
“mulai saat ini aku membencinya!” ucap Jiyeon lalu menghapus air matanya.
***
Youngmin hanya menatap adiknya yang sedang memasukan baju – baju ke koper.
“kau benar – benar yakin akan bersekolah di London?” Tanya Youngmin.
“Ya,” jawab Kwangmin.
“jadi tujuanmu member tahu Jiyeon atas penyebab kecelakaan itu supaya Jiyeon tidak menangisi kepergiamu?” Tanya Youngmin lagi.
“Ya.” Jawab Kwangmin singkat.
“Kwangmin-ah cepat, nanti kau tetinggal pesawat,” teriak Hyomin eomma.
“ne eomma.” Sahut Kwangmin.
Kwangmin pun pergi menuju bandara diantar oleh Hyomin eomma, juga Youngmin. Setelah Kwangmin benar – benar melandas pergi menuju London, tiba – tiba Youngmin memegangi dadanya yang sedikit sesak.
“wae?” Tanya Hyomin eomma.
“mollaso, tiba – tiba sakit seperti ini,” ucap Youngmin.
“mungkin gara – gara kau berpisah dengan Kwangmin, itu perasaan batin.” Ucap Hyomin eomma menangkan.
Youngmin hanya menghela napas lalu berusaha memberika senyuman untuk eomma-nya itu.
***
“Jiyeon-ah, kemari kita makan bersama!” panggil Boram ahjumma.
“ne ahjumma,” sahut Jiyeon.
“eomma biarkan saja TV menyala,” ucap Minwoo lalu duduk di meja makan.
“wae? Tidak baik RV menyala tapi tidak kita tonton,” sahut Jiyeon.
“biar suasana tidak begitu sepi,” jawab Minwoo lalu tersenyum polos.
*Annyeong haseo, Ham Eunjung imnida. Annyeong haseo Lee Jeongmin imnida. Ya hari ini kami akan memberitakan tentang kecelakaan dahsyat bis sekolah menengah atas yang terjadi di London, juga pesawat dari California yang hilang saat menuju Korea juga berita lainnya, dan ini dia cuplikan sekilas tentang terjadinya kecelakaan bis sekolah. Ya bisa kita lihat susananya begitu mengenaskan, ah Jeongmin, bisa tolong beritahu berapa jumlah korbannya? Ya, baiklah Eunjung, sekitar 10 orang luka parah, dan sisanya meninggal dunia, salah satu korban juga berasal dari Korea Selatan, korban sedang dikirim menuju sini beserta perawat langsung dipesawat, keluarganya pun sudah dihubungi…… dan nama korban dari Korea Selatan adalah..*
-clip- Minwoo mematikan TV –nya.
“wae?” Tanya Donghyun ahjussi.
“aniyo, appa. Mari kita lanjutkan makannya,” ucap Minwoo dengan ekspresi muka yang panik.
“gwenchana?” Tanya Boram ahjumma.
“keurom.” Jawab Minwoo.
Tiba – tiba Jiyeon tersedak sambil memegangi dadanya yang sakit.
“Jiyeon-ah wae!?” seru semuanya panik.
***
Hyomin eomma menangis histeris, begitu pula dengan Youngmin yang terdiam dengan air matanya yang mengalir terus.
“Dokter Hyun, ottoke?” Tanya Youngmin saat dokter Hyun Seong baru keluar dari ruang gawat darurat.
“Kwangmin sudah sadarkan diri, dia ingin bicara denganmu, Youngmin-ah” ucap Dokter Hyun.
“eomma tenanglah, Kwangmin selamat.” Ucap Youngmin lalu masuk keruang gawat darurat.
“Kwangmin-ah,” panggil Youngmin lalu menghapiri kembarannya itu.
“Youngmin hyung..” panggil Kwangmin terhalang oleh alat oksigen dimulutnya.
“kau memanggilku hyung? Setelah 17 tahun kita bersama!?” seru Youngmin tak percaya.
“aku sudah tak kuat…” rintih Kwangmin.
“aniyo, kau bisa, kau pasti bisa, kau harus bertahan!” seru Youngmin menyemangati.
“hyung.. aku punya permintaan hyung..ini tentang Jiyeon..” ucap Kwangmin masih berusaha bertahan.
“mwoya?” Tanya Youngmin sudah mulai tegang.
***
Jiyeon duduk dipesisir pantai sambil menatap lautan yang masih begitu tenang, rambutnya yang panjang bergoyang begitu saja terbawa angin. Matanya yang indah sedari tadi tidak berkedip, dia masih terus melihat air laut, seolah – olah ada sesuatu disana.
Youngmin datang lalu duduk disamping, mereka berdua sama – sama menatap pantai itu.
“Kwangmin selalu mengajak ku ketempat ini,” ucap Jiyeon memecah keheningan.
“dulu juga kami sering pergi kesini, dokter Hyun yang memperkenalkan pantai ini pada kami berdua,” ucap Youngmin.
Mereka berdua lalu menatap langit yang tampak begitu cerah, terlihat sebuah bayangan Kwangmin yang tersenyum disana.
Kwangmin-ah, terimakasih untuk matamu ini, aku akan selalu berjanji untuk menjaganya, melihat hal indah dengan matamu ini, tak akan menangis dengan matamu ini, aku akan selalu tersenyum sambil membawa matamu ini,aku mencintaimu..’batin Jiyeon
Bayangan Kwangmin tersenyum lepas lalu menghilang, lalu awan – awan  itu membentuk sebuah kalimat, “nado, saranghae Jiyeon-ah”
- THE END  -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar